Artikel Terbaru

Cerita Tentang Kaya Menjadi Miskin

Kito Palembang - Cerita Tentang Kaya Menjadi Miskin. Seringkali sebagai manusia, kita bersandar kepada jabatan, kekayaan, suami, istri, orangtua, saudara atau kerabat, dsb. Namun satu hal yang tidak kita sadari adalah kita sering bergantung kepada sesuatu yang tidak kekal. Benar atau tidak?

Sumber wikipedia

Padahal kenyataanya bersandar kepada yang tidak kekal itu berbahaya, mengapa? Karena kita bisa menjadi kecewa jika kita terjatuh dari sandaran tersebut. Lalu kepada siapa kita meski bersandar? Ada sayu ayat yang tercantum di dalam Surat Al Falaq ayat 1-5.
Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,
dari kejahatan makhluk-Nya,
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”

(QS Al Falaq 1-5)
Kaya bisa menjadi miskin, kerabat bisa meninggal atau hubungan bisa menjadi renggang dan jabatan seseorang bisa hilang sewaktu-waktu. Jika hal-hal tersebut lenyap atau diambil maka kita akan kehilangan semuanya.

Akan tetapi ketika kita bersandar kepada Allah SWT yang kekal,  kita tidak akan kehilangan apa-apa karena kita bersandar kepada yang kekal dan pemilik alam semesta.

Hal ini pun tercermin dari cara Nabi Muhammad SAW mengajarkan agama Islam. Rasulullah menyebarkan agama Islam dengan mengajarkan ilmu tauhid terlebih dahulu, yaitu ilmu mengenal Allah SWT.


Baru setelah itu Rasulullah mengajarkan mengenai solat dan ibadah-ibadah lainnya. Dari hal ini kita bisa melihat bahwa yang terpenting adalah mengenal Allah SWT terlebih dahulu.

Jika disambungkan dengan kaya menjadi miskin tentu hal yang bisa kita petik adalah jika ingin kaya jangan bersandar kepada yang tidak kekal.

Kita ambil contoh mendalamnya. Ketika anda mengangap bahwa saat ini uang anda banyak karena jabatan anda tinggi. Padahal besok atau kemudian hari anda bisa saja dipecat bukan.
Tetapi ketika anda bersandar kepada Allah, ia kekal dan ia pemilik segalanya yang menguasai dan mengaturnya.

Artinya apa, kita meski menanamkan kepada diri kita bahwa penyedia segala kebaikan adalah Allah SWT. Kepadanya kita meminta dan bersandar. Berusaha dan berdoa kepadanya adalah hal wajib bagi kita sebagai mahkluk ciptaanya.

Ingat, kaya bisa menjadi miskin dan ada bisa menjadi tidak ada. Tapi Allah akan kekal. Jadi semoga kita bisa menyandarkan diri ini kepadanya. Amin.